Senin, 14 November 2016

Cara Pengembangan dan Pelestarian Hutan Pinus

Pinus merkusii dengan nama daerah tusam banyak dijumpai tumbuh di belahan bumi bagian selatan. Pohon bertajuk lebat, berbentuk kerucut mempunyai perakaran cukup dalam dan kuat. Walaupun jenis ini dapat tumbuh pada berbagai ketinggian tempat, bahkan mendekati 0 meter di atas permukaan air laut, dengan tempat tumbuh yang terbaik pada ketinggian tempat antara 400 – 1500 m dpl, pada tipe iklim A dan B menurut Schmidt – Ferguson, pada curah hujan sekurang-kurangnya 2000 mm/tahun tanpa dengan jumlah bulan kering 0 – 3 bulan.

Jenis ini dapat tumbuh pada berbagai tipe jenis tanah dengan lapisan tanah yang tebal/dalam, pH tanah asam dan mengendaki tekstur tanah ringan sampai sedang.

Manfaat jenis pohon ini cukup banyak. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunan ringan, peti, korek api, bahan baku kertas dan vinir/kayu lapis.

Pada umur 10 tahun, pohon sudah dapat disadap getahnya. Dari getah Pinus dapat dibuat gondorukem dan terpentin. Gondorukem digunakan dalam industri batik sedang terpentin digunakan sebagai pelarut minyak cat dan lak.
a) Penyulaman dilakukan apabila dijumpai adanya kematian bibit setelah satu bulan setelah satu bulan selesai penanaman, segera dilakukan penyulaman. Penyulaman ini terus dilakukan sampai jumlah tanaman muda cukup sesuai dengan kerapatan tegakan yang dipersyaratkan. Penyulaman ini sebaiknya dilaksanakan pada pertengahan musim penghujan.
b) Penyiangan gulma dan tumbuhan lain yang mengganggu tanaman muda segera dilakukan, agar bebas dari persaingan untuk mendapatkan cahaya dan unsur hara dari dalam tanah.
c) Pendangiran hanya dilakukan bilamana kondisi tanah yang padat atau berdrainase jelek. Dengan catat mendangir di sekitar piringan dengan berjari-jari 0,5 meter. Dan dilaksanakan bersamaan waktunya dengan penyiangan.
d) Pemberantasan hama dan penyakit.Tindakan yang paling menguntungkan dari kegiatan ini adalah mencegah penularan hama dan penyakit yang menyerang tanaman muda. Cara pencegahannya antara lain dengan cara fisik atau cara kimiawi. Namun demikian harus selalu diupayakan agar nilai ambang ekonominya tidak terlalu membahayakan tanaman.
e) Penjarangan. Dimaksudkan untuk memberi ruang tumbuh yang lebih baik bagi tegakan selanjutnya, sehingga mutu tegakan dan volume tegakan menjadi meningkat. Pohon yang tertekan terserang hama dan penyakit, batang pokok bengkok, menggarpu, dibuang dalam penjarangan. Saat penjarangan tegakan tergantung pada kerapatan tegakan, kesuburan tanah dan sifat pertumbuhan dari pohon. Tepatnya beberapa saat setelah tajuk saling bersinggungan.
f) Pengendalian api dan kebakaran. Pinus merkusii sangat peka terhadap api. Sekali terjadi kebakaran, tanaman muda akan musnah. Hal ini disebabkan pada batang jenis tanaman ini banyak mengandung getah (damar). Tindakan pencegahan secara dini dapat dilakukan antara lain : 1) Membuat jalur sekat, jalur hijau secara jelas dan tegas, 2) Pembentukan satuan tugas pengendali kebakaran dan mengaktifkan ronda api, 3) Pembuatan sistem komunikasi yang menjangkau seluruh areal dan sekitarnya.
Cara Melestarikan Hewan yang Hampir Punah


Kehadiran hewan dan tumbuhan itu sesungguhnya dapat menjaga keseimbangan alam. Satu makhluk hidup membutuhkan makhluk hidup lainnya. Manusia dan hewan bergantung pada tumbuhan secara langsung maupun tidak langsung. Demikian pula tumbuhan tumbuh makin subur jika mendapat zat hara atau pupuk alami. Zat hara ini dapat bertambah dengan adanya kotoran hewan.
Manusia sangat membutuhkan tumbuhan sebagai sebagai sumber obat-obatan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, para ahli semakin berhasil menemukan obat berbagai penyakit. Bahan pembuat obat itu banyak yang diambil dari sari tumbuhan. Alangkah menyedihkan jika suatu saat kita tidak dapat memperoleh karena tumbuhan obat yang dibutuhkan sudah punah.
Cara Agar Hewan Tetap Lestari
Karena hal-hal diatas tersebut, kita harus mencari cara agar hewan dan tumbuhan tetap lestari. Caranya antara lain sebagai berikut.
  • Melindungi Tempat Hidupnya

Pemerintah di berbagai negara telah membuat berbagai peraturan yang melindungi hewan dan tumbuhan. Bentuk perlindungan itu antara lain menjaga agar hewan dapat hidup bebas di tempat asalnya. Jadi, karena orang utan dan harimau berasal dari Tuhan, maka hewan-hewan itu harus dapat hidup di hutan dengan aman dan nyaman. Hewan dilindungi dari perburuan liar. Orang yang berburu hewan yang dilindungi dapat dikenai hukuman.
Di Indonesia, pemerintah menetapkan suatu daerah menjadi kawasan yang dilindungi berupa cagar alam dan Suaka Margasatwa. Cagar alam adalah daerah yang kelestarian tumbuhan dan hewan yang terdapat di dalamnya dilindungi oleh undang-undang dari bahaya kepunahan. Suaka margasatwa adalah cagar alam yang secara khusus digunakan untuk melindungi hewan liar di dalamnya.Contohnya adalah Cagar Alam Dieng di Jawa Tengah, Cagar Alam Pangandaran di Jawa Barat, Cagar Alam Gunung Lorentz di Papua, dan Suaka Margasatwa Danau Sentarum di Kalimantan Barat.
Selain itu, untuk melayani masyarakat umum, pemerintah membuat taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dan dimanfaatkan untuk kegiatan ilmu pengetahuan, pendidikan dan pelatihan, serta rekreasi dan pariwisata. Contohnya Taman Nasional Ujung Kulon di Banten, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat, Taman Nasional Bunaken di Sulawesi, dan Taman Nasional Kutai di Kalimantan Timur.
Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam, terutama dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan dan satwa alami atau buatan untuk tujuan ilmu pengetahuan, pendidikan dan pelatihan, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Contohnya Taman Hutan Raya Ir.H. Juanda di Jawa Barat, Taman Hutan Raya Bung Hatta di Sumatra Barat, dan Taman Hutan Raya Ngurah Rai di Bali.
Taman Wisata alam adalah hutan wisata yang memiliki keindahan alam, baik keindahan flora, fauna, maupun alam itu sendiri yang mempunyai corak khas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan kebudayaan. Contohnya Taman Wisata Alam Pangandaran di Jawa Barat. Taman Wisata Alam Pangandaran ini semula merupakan bagian dari Cagar Alam Pangandaran. Di Taman Wisata Alam Pangandaran, masyarakat umum dapat melakukan kegiata lintas alam, bersepeda, berenang, bersampan, scuba diving, snorkeeling, dan melihat peninggalan sejarah. Selain itu, ada lagi Taman Wisata Alam Pulau Weh dan Taman Wisata Alam Batam.
  • Mengembangbiakkan

Manusia turut bertanggung jawab atas punahnya hewan dan tumbuhan. Karena ulah manusia, banyak hewan mati diburu dan tumbuhan musnah dalam kebakaran hutan. Akan tetapi, manusia juga dapat menyelamatkan kelestarian hewan dan tumbuhan.
Untuk menambah jumlah hewan dan tumbuhan, manusia melakukan pengembangbiakan secara buatan. Di beberapa tempat dibuat tempat penangkaran, yaitu tempat khusus untuk untuk mengembangbiakkan hewan. Misalnya, penangkaran buaya. Jadi, manusia tetap dapat mengambil keuntungan dari hewan tanpa mengurangi jumlah hewan itu. Kulit buaya dapat dibuat tas dan sepatu. Ada pula penangkaran orang utan di Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Penangkaran orang utan bertujuan untuk memperbanyak orang utan sehingga tidak punah.
Para pecinta tumbuhan, khususnya tumbuhan langka, juga berusaha mengembangbiakkan tumbuhan. Mereka tidak jarang mengadakan berbagai pameran tumbuhan langka. Dengan pameran ini, mereka mengingatkan masyarakat umum untuk mau turut melestarikan tumbuhan.
  • Melarang Kepemilikian Satwa yang Dilindungi

Pada masa lalu, tidak sedikit orang yang memelihara hewan liar di rumahnya. Seharusnya, hewan-hewan itu dapat hidup bebas di hutan. Saat ini, masyarakat umum tidak boleh memelihara hewan yang dilindungi di rumahnya. Misalnya, orang dilarang memelihara orang utan ,simpase, atau harimau. Hewan-hewan ini terus diperjuangkan untuk dapat kembali ke tempat asalnya di hutan. Orang yang melanggar peraturan ini dapat dikenai hukuman.
Cara Melestarikan Tumbuhan yang Hampir Punah

Pelestarian tumbuhan secara garis besar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Pelestarian In Situ adalah pelestarian yang dilakukan  pada tempat asli tumbuhan tersebut  berada. Contoh pelestarian in situ adalah hutan lindung, dan taman nasional. Hutan lindung merupakan kawasan  yang melindungi tumbuhan. Adapun  taman nasional merupakan kawasan yang melindungi  hewan dan tumbuhan

2. Pelestarian ex situ adalah pelestarian yang dilakukan  di luar tempat tinggal aslinya. Hal itu dilakukan karena  tumbuhan kehilangan tempat tinggal  aslinya. Selain itu, pelestarian ex situ dilakukan sebagai  upaya rehabilitasi, perawatan hewan  maupun tumbuhan langka.

Selain pelestarian in situ dan ex situ, kitapun dapat menjaga kelestarian dengan usaha-usaha sebagai berikut :


1. Tidak menebang pohon sembarangan
2. Melakukan tebang pilih artinya menebang dengan memilih ukuran dan usia tumbuhan.
3. Penanaman kembali tanaman yang telah dimanfaatkan atau peremajaan tanaman
4. Pemeliharaan tanaman dengan benar

Usaha yang dilakukan pemerintah untuk menjaga kelestarian hewan dan tumbuhan langka diantanya adalah :
1.  Cagar alam Sebagai tempat perlindungan dan pelestarian hewan, tumbuhan, tanah dan air
2.  Hutan lindung Sebgai tempat melindungi air / daerah resapan air karena di hutan dengan   
      tumbuhan yang menutupinya jika terjadi hujan maka air akan tertahan dan diserap tanah

3.   Kultur Jaringan adalah perkembangbiakan tumbuhan dengan cara  memperbanyak sel tumbuh
      ( jaringan ) menjadi tumbuhan baru.

Keberadaan tumbuhan sangat penting  bagi manusia untuk :
1. Sumber belajar guna menambah ilmu pengetahuan berharga tentang kehidupan.
2. Dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan.
3. Menjaga  keseimbangan  lingkungan dan alam sekitar
4. untuk menyerap CO2 dan menghasilkan oxygen
5. Memberikan rasa indah  terhadap alam ini.

Cara Melestarikan MANGROVE 



Hutan mangrove yang dimiliki oleh Indonesia saat ini berkisar 4,3 Juta hektar. Di mata Dunia, negara Indonesia menyumbang 19% hutan Mangrove. Hutan mangrove banyak dijumpai di daerah pantai maupun terestial (daratan). Hutan magrove merupakan tanaman yang hidup di air payau, air asin (laut), serta daerah daratan (terestial).
Jenis pohon magrove banyak ragamnya, sesuai daerah endemik masing-masing wilayah seperti dikenal adanya mangrove bogem, Rhizopora (bakau-bakau), berembang, api-api, pidada, dan lainnya. Banyak sekali manfaat hutan magrove bagi kehidupan seperti buahnya dapat dijadikan minuman segar (jus) buah pidada yang kaya akan vitamin C, menjaga luasan tanah agar tidak dibuka lahan baru, sebagai penahan racun dan logam berat di daerah lautan, menjaga abrasi air laut dan tsunami, sebagai plasma nutfah, sebagai tempat budidaya kepiting dengan proses pertambakan, memberi pendapatan tambahan masyarakat sekitar daerah pesisir pantai, serta menjaga keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati lainnya.
Menurut Devi Suraji selaku Direktur WWF (Organisasi konservasi independen terbesar di Indonesia dan telah memulai kegiatannya sejak 1962) di Indonesia melalui saluran Radio Talk Elshinta Jakarta pada Senin (23/3/2015), mengatakan bahwa upaya melestarikan hutan mangrove sangat penting dengan melibatkan rakyat, pemerintah, individu itu sendiri, serta korporasi lainnya. Agar tanaman mangrove tidak rusak cara mencegahnya yaitu mengikutsertakan masyarakat dan memberikan bimbingan dan bekal ilmu kepada mereka, mensinergikan antara tanaman mangrove dengan tambak, menjadikan mangrove sebagai sumber kehidupan masyarakat, serta bagaimana masyarakat itu sendiri dapat menanamkan rasa peduli, rasa memiliki terhadap pentingnya tanaman magrove sehingga kelestariannya dapat diperjuangkan. Lebih lanjut menurutnya, kategori hutan mangrove saat ini banyak yang rusak (33%), serta sangat rusak (42%). Beberapa lahan mangrove yang sudah diselamatkan WWF seperti daerah di Provinsi Aceh, Kalimantan, Bekasi, Surabaya, dan Bali. Sementara itu, ancaman hutan mangrove berasal dari ulah tangan manusia itu sendiri (perambahan) dan ancaman dari alam (distraktif).
Efektivitas dan upaya melestarikan hutan mangrove di Indonesia sangat penting. Hal ini dapat dilakukan program sosialisasi kepada pemerintah, masyarakat, mahasiswa, pelajar, dan stake holder terkait lainnya. WWF sendiri sudah bekerjasama dengan BCA sebagai mitra dalam upaya pelestarian mangrove agar tetap lestari. Seperti, konservasi yang dilakukan WWF di pantai Indah Kapuk Jakarta dengan Dinas Pemerintahan DKI Jakarta yaitu agar daerah konservasi mangrove di pantai tersebut nantinya tidak dialihfungsikan sebagai lahan baru (perumahan, jalan tol, dan sebagainya). Pantai tersebut justru akan mampu menjadi tempat pendidikan (edukasi), penelitian, bahkan pengembangan hutan mangrove yang berkelanjutan.
Proyeksi dari keberadaan hutan mangrove di Indonesia diantaranya jumlahnya semakin banyak, membuka peluang kepada koporasi untuk dapat bekerjasama termasuk melibatkan pemerintah dan masyarakat pesisir pantai untuk ikut berpartisipasi dalam menanam pohon mangrove. 


Cara Pelestarian Tanah Agar Tetap Subur

Kesuburan tanah dapat berkurang dan hilang akibat pengolahan tanah yang kurang hati-hati terutama pada lahan miring. Oleh karena tanah sangat penting untuk dijaga kesuburannya, berikut cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesuburan tanah.
  1. Menggunakan pupuk kimia secara bijaksana. Pupuk memang bertujuan untuk menambah unsur hara dalam tanah. Akan tetapi jika penggunaannya berlebihan, justru akan menimbulkan pencemaran pada tanah dan air oleh zat kimia. Penggunaan pupuk organik seperti pupuk kompos dan pupuk kandang lebih aman karena risiko pencemarannya jauh lebih sedikit (bisa dikatakan sangat aman).
  2. Membuat sengkedan/terasering pada tanah miring. Tujuannya untuk mencegah erosi. Apabila tanah sangat miring, harus ditambahkan penguat seperti tumpukan batu atau pohon besar. Daerah yang tanahnya tidak subur sebaiknya ditanami kacang-kacangan untuk menambah unsur nitrogen dalam tanah.Terasering
  3. Mengusahakan agar permukaan tanah selalu tertutup oleh tanaman untuk mengurangi kerusakan tanah akibat sinar matahari, longsor, dan banjir.
  4. Penghijauan pada tanah-tanah yang tidak diolah agar tanah tidak menjadi gersang.
  5. Penertiban pembuangan sampah secara sembarangan, karena dapat mencemari tanah, air, dan udara. Sampah-sampah yang dapat didaur ulang harus didaur ulang. pencemaran oleh sampah
  6. Penertiban pembuangan limbah industri yang mengandung logam berat, bahan-bahan yang sulit hancur, atau zat-zat yang termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Selain cara-cara di atas, dikenal pula metode pengawetan tanah untuk mempertahankan kesuburan tanah. Pengawetan tanah secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dengan metode vegetatif dan metode mekanik. Untuk setiap daerah berbeda dalam menerapkan kedua metode tersebut. Kadang kedua metode diterapkan secara berimbang di suatu daerah. Tetapi, di daerah lain mungkin salah satu metode lebih diutamakan. Metode vegetatif sangat efektif dalam pengendalian erosi tanah. Sebagai contoh, padang rumput alami dan vegetasi hutan membatasi atau mengendalikan erosi tanah pada tingkat normal. Metode vegetatif dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
  1. Penanaman tanaman secara berjalur tegak lurus terhadap arah aliran (strip cropping).
  2. Penanaman tanaman secara berjalur sejajar garis kontur (contour strip cropping). Cara penanaman ini bertujuan untuk mengurangi atau menahan kecepatan aliran air dan menahan partikel-partikel tanah yang terangkut aliran air.
  3. Penutupan lahan yang memiliki lereng curam dengan tanaman keras (buffering).
  4. Penanaman tanaman secara permanen untuk melindungi tanah dari tiupan angin(wind breaks).
Beberapa metode mekanik yang umum dilakukan sebagai berikut.
  1. Pengolahan lahan sejajar garis kontur (contour tillage). Pengolahan lahan dengan cara ini bertujuan untuk membuat pola rongga-rongga tanah sejajar kontur dan membentuk igirigir kecil yang dapat memperlambat aliran air dan memperbesar infiltrasi air.
  2. Penterasan lahan miring (terracering). Penterasan bertujuan untuk mengurangi panjang lereng dan memperkecil kemiringan lereng sehingga dapat memperlambat aliran air.
  3. Pembuatan pematang (guludan) dan saluran air sejajar garis kontur. Pembuatan pematang bertujuan untuk menahan aliran air.
  4. Pembuatan cekdam. Pembuatan cekdam bertujuan untuk membendung aliran air yang melewati parit-parit sehingga material tanah hasil erosi yang terangkut aliran tertahan dan terendapkan. Adanya cekdam maka parit-parit erosi lama-kelamaan mengalami pendangkalan, erosi tanah dapat dikendalikan, lapisan tanah menebal, dan produktivitas tanah meningkat.
Metode mekanik yang digabung dengan metode vegetatif akan lebih efektif untuk mengendalikan erosi tanah.
Cara Menjaga Kebersihan Udara DiSekitar Kita 

Kita dapat melakukan beberapa cara, sebagai berikut :

1. melakukan penanaman kembali
2. buat taman kota
3. membuat area tersendiri untuk para perokok
4. gunakan kendaraan umum, kalau pribadi ya sepeda
5. tebang piling
6. tidak membabat hutan secara keseluruhan
7. jaga kebersihan lingkungan
8. selalu mematuhi larangan untuk tidak membuang sampah sembarangan
9. pabrik tidak seharusnya ada di kota karena asapnya membuat lapisan ozon menipis
10. selalu menggunakan bahan bakar sekucupnya
Cara Pelestarian Lahan Potensial

Sampai saat ini, belum seluruh lahan di permukaan bumi dimanfaatkan seara optimal oleh manusia. Hal ini disebabkan adanya beberapa kendala (hambatan), misalnya gurun pasir dengan amplitudo suhu (perbedaan suhu) yang tinggi, lereng terjal, daerah yang sangat tinggi atau daerah yang tertutup salju. Selama ini manusia hanya memanfaatkan lahan yang memungkinkan untuk hidup sesuai dengan tingkat kebudayaannya.  
1.Pemanfaatan Lahan Potensial di Daerah Pantai
Anda telah mengetahui ciri-ciri lahan potensial di daerah pantai, bagaimana dengan pemanfaatannya?
Lahan potensial di daerah pantai ternyata memiliki arti ekonomi yang cukup tinggi. Pemanfaatan lahan potensial di daerah pantai antara lain:
a.
Untuk Usaha Tambak Udang dan Bandeng
Pasti Anda pernah memakan udang atau bandeng. Tahukah Anda, di mana tempat memelihara udang atau bandeng? Tempat memelihara udang atau bandeng di sebut tambak. Anda dapat menjumpainya di daerah pantai. Lalu bagaimana dengan pemeliharaannya? Apakah kendalanya?
Kendala (hambatan) yang dihadapi adalah adanya pasang surut yang perbedaannya cukup besar. Cara mengatasinya dengan membuat sistem saluran yang dilengkapi dengan pintu air, untuk mengatur pergantian air agar pH (tingakat keasaman) nya tetap.


  
b.
Untuk Usaha Pembuatan Garam
Apakah Anda pernah melihat bagaimana cara membuat garam? Dan apa kendalanya? Kendala utama yang dihadapi dalam usaha ini adalah cuaca (curah hujan) yang tidak teratur.
c.
Untuk Wisata Bahari (Wisata Laut)
Daerah pantai merupakan salah satu tujuan wisata pada saat liburan. Pernahkan Anda berwisata ke pantai? Kendala yang dihadapi daerah pantai yang dijadikan tempat wisata antara lain kurangnya sarana transportasi, penerangan (listrik), adat istiadat masyarakat, dan keamanan.



2.
Pemanfaatan Lahan Potensial di Daerah Dataran Rendah
Lahan potensial pada kawasan dataran rendah dimanfaatkan untuk pertanian. Di sini juga ada kendala yang dihadapi seperti pada daerah pantai. Kendala yang dihadapi terutama terjadinya genangan air yang cukup lama setelah banjir, sehingga dapat mengurangi bahkan menggagalkan hasil pertanian (panen).
3.
Pemanfaatan Lahan Potensial di Kawasan Pegunungan/Perbukitan
Lahan potensial di kawasan pegunungan, umumnya dimanfaatkan untuk perkebunan, perhutanan, dan wisata pegunungan. Kendalanya antara lain, terjadinya tanah longsor, erosi, dan soil creep (tanah merayap). Hal ini disebabkan lahan potensial di kawasan pegunungan memiliki kemiringan yang relatif besar dibandingkan dengan lahan potensial di pantai maupun di dataran rendah.

         Lengkapi tabel di bawah ini dengan tanda cek ()


Pemanfaatan lahan potensial di pantai, di dataran rendah, dan di pegunungan berbeda yaitu:
• di pantai dimanfaatkan untuk: tambak udang/bandeng, pembuatan garam, dan wisata bahari (laut),
• di dataran rendah dimanfaatkan untuk: pertanian,
• di pegunungan dimanfaatkan untuk: perkebunan, perhutanan, dan wisata pegunungan.

Silahkan cocokkan jawaban latihan Anda dengan uraian di atas. Apakah jawaban Anda sudah benar?
Setelah Anda memahami pemanfaatan lahan potensial dan menjawab latihannya. Silahkan pelajari uraian materi selanjutnya.
CARA PELESTARIAN LAHAN POTENSIAL
Anda telah mengetahui pemanfaatan lahan potensial dan kendalanya. Agar lahan potensial dapat memberikan daya dukung terhadap kehidupan manusia dalam waktu yang relatif lama, maka harus dilakukan upaya pelestarian. Usaha pelestarian lahan ini berkaitan erat dengan usaha pengawetan tanah atau pengontrolan erosi. Secara garis besar usaha pelestarian/pengawetan tanah dibagi menjadi dua, yaitu:
CARA PELESTARIAN LAHAN POTENSIAL
Anda telah mengetahui pemanfaatan lahan potensial dan kendalanya. Agar lahan potensial dapat memberikan daya dukung terhadap kehidupan manusia dalam waktu yang relatif lama, maka harus dilakukan upaya pelestarian. Usaha pelestarian lahan ini berkaitan erat dengan usaha pengawetan tanah atau pengontrolan erosi. Secara garis besar usaha pelestarian/pengawetan tanah dibagi menjadi dua, yaitu:

1.
Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif (tepat) dalam pengontrolan erosi. Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode vegetatif antara lain:
a.
Penghijauan, yaitu penanaman kembali lahan gundul dengan jenis tanaman tahunaan. Jenis tanamannya antara lain, akasia,angsana, flamboyan. Fungsinya untuk mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu/kotoran di udara lapisan bawah.
b.
Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras. Jenis tanamannya antara lain, pinus, jati, rasamala, dan cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil hasilnya (kayunya).
c.
Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanam tanaman searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar resapan air ke dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan dengan kemiringan 3 - 8%.
d.
Penanaman tumbuhan penutup tanah (bufering), yaitu menanam lahan dengan tumbuhan keras (pinus, jati, cemara). Fungsinya untuk menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi dan memperkaya bahan organik tanah.
e.
Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanaman berbaris tegak lurus terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerah yang hampir datar jarak tanaman diperbesar, pada kemiringan lebih dari 8% jarak tanaman dipersempit. Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan mempertahankan kesuburan tanah.
f.Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tidak berkurang.
2.
Metode Mekanik
Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui tehnik-tehnik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran air. Beberapa cara yang umum dilakukan pada metode mekanik antara lain:
a.
Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan tanah sejajar dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air dan memperbesar resapan air.
b.
Pembuatan tanggul/pematang/guludan bersaluran
Pembuatan tanggul sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampung dan meresap dalam tanah. Pada tanggulnya dapat ditanami palawija.
c.
Pembuatan teras (terrassering), yaitu membuat teras-teras (tangga-tangga) pada lahan miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng, memperbesar resapan air dan mengurangi erosi.
d.
Pembuatan saluran air (drainase)
Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek. Sehingga aliran air dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai.

Metode pengawetan tanah atau pengontrolan erosi menjadi sangat efektif apabila metode mekanik dipadukan atau dikombinasikan dengan metode vegetatif, misalnya terrassering dan bufering.
Untuk mengetahui pemahaman Anda mengenai cara pelestarian lahan potensial, cobalah Anda kerjakan latihan berikut ini.