Cara Pengembangan dan Pelestarian Hutan Pinus
Pinus merkusii dengan nama daerah tusam banyak dijumpai tumbuh di belahan bumi bagian selatan. Pohon bertajuk lebat, berbentuk kerucut mempunyai perakaran cukup dalam dan kuat. Walaupun jenis ini dapat tumbuh pada berbagai ketinggian tempat, bahkan mendekati 0 meter di atas permukaan air laut, dengan tempat tumbuh yang terbaik pada ketinggian tempat antara 400 – 1500 m dpl, pada tipe iklim A dan B menurut Schmidt – Ferguson, pada curah hujan sekurang-kurangnya 2000 mm/tahun tanpa dengan jumlah bulan kering 0 – 3 bulan.
Jenis ini dapat tumbuh pada berbagai tipe jenis tanah dengan lapisan tanah yang tebal/dalam, pH tanah asam dan mengendaki tekstur tanah ringan sampai sedang.
Manfaat jenis pohon ini cukup banyak. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunan ringan, peti, korek api, bahan baku kertas dan vinir/kayu lapis.
Pada umur 10 tahun, pohon sudah dapat disadap getahnya. Dari getah Pinus dapat dibuat gondorukem dan terpentin. Gondorukem digunakan dalam industri batik sedang terpentin digunakan sebagai pelarut minyak cat dan lak.
Jenis ini dapat tumbuh pada berbagai tipe jenis tanah dengan lapisan tanah yang tebal/dalam, pH tanah asam dan mengendaki tekstur tanah ringan sampai sedang.
Manfaat jenis pohon ini cukup banyak. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunan ringan, peti, korek api, bahan baku kertas dan vinir/kayu lapis.
Pada umur 10 tahun, pohon sudah dapat disadap getahnya. Dari getah Pinus dapat dibuat gondorukem dan terpentin. Gondorukem digunakan dalam industri batik sedang terpentin digunakan sebagai pelarut minyak cat dan lak.
a) Penyulaman dilakukan apabila dijumpai adanya kematian bibit setelah satu bulan setelah satu bulan selesai penanaman, segera dilakukan penyulaman. Penyulaman ini terus dilakukan sampai jumlah tanaman muda cukup sesuai dengan kerapatan tegakan yang dipersyaratkan. Penyulaman ini sebaiknya dilaksanakan pada pertengahan musim penghujan.
b) Penyiangan gulma dan tumbuhan lain yang mengganggu tanaman muda segera dilakukan, agar bebas dari persaingan untuk mendapatkan cahaya dan unsur hara dari dalam tanah.
c) Pendangiran hanya dilakukan bilamana kondisi tanah yang padat atau berdrainase jelek. Dengan catat mendangir di sekitar piringan dengan berjari-jari 0,5 meter. Dan dilaksanakan bersamaan waktunya dengan penyiangan.
d) Pemberantasan hama dan penyakit.Tindakan yang paling menguntungkan dari kegiatan ini adalah mencegah penularan hama dan penyakit yang menyerang tanaman muda. Cara pencegahannya antara lain dengan cara fisik atau cara kimiawi. Namun demikian harus selalu diupayakan agar nilai ambang ekonominya tidak terlalu membahayakan tanaman.
e) Penjarangan. Dimaksudkan untuk memberi ruang tumbuh yang lebih baik bagi tegakan selanjutnya, sehingga mutu tegakan dan volume tegakan menjadi meningkat. Pohon yang tertekan terserang hama dan penyakit, batang pokok bengkok, menggarpu, dibuang dalam penjarangan. Saat penjarangan tegakan tergantung pada kerapatan tegakan, kesuburan tanah dan sifat pertumbuhan dari pohon. Tepatnya beberapa saat setelah tajuk saling bersinggungan.
f) Pengendalian api dan kebakaran. Pinus merkusii sangat peka terhadap api. Sekali terjadi kebakaran, tanaman muda akan musnah. Hal ini disebabkan pada batang jenis tanaman ini banyak mengandung getah (damar). Tindakan pencegahan secara dini dapat dilakukan antara lain : 1) Membuat jalur sekat, jalur hijau secara jelas dan tegas, 2) Pembentukan satuan tugas pengendali kebakaran dan mengaktifkan ronda api, 3) Pembuatan sistem komunikasi yang menjangkau seluruh areal dan sekitarnya.
b) Penyiangan gulma dan tumbuhan lain yang mengganggu tanaman muda segera dilakukan, agar bebas dari persaingan untuk mendapatkan cahaya dan unsur hara dari dalam tanah.
c) Pendangiran hanya dilakukan bilamana kondisi tanah yang padat atau berdrainase jelek. Dengan catat mendangir di sekitar piringan dengan berjari-jari 0,5 meter. Dan dilaksanakan bersamaan waktunya dengan penyiangan.
d) Pemberantasan hama dan penyakit.Tindakan yang paling menguntungkan dari kegiatan ini adalah mencegah penularan hama dan penyakit yang menyerang tanaman muda. Cara pencegahannya antara lain dengan cara fisik atau cara kimiawi. Namun demikian harus selalu diupayakan agar nilai ambang ekonominya tidak terlalu membahayakan tanaman.
e) Penjarangan. Dimaksudkan untuk memberi ruang tumbuh yang lebih baik bagi tegakan selanjutnya, sehingga mutu tegakan dan volume tegakan menjadi meningkat. Pohon yang tertekan terserang hama dan penyakit, batang pokok bengkok, menggarpu, dibuang dalam penjarangan. Saat penjarangan tegakan tergantung pada kerapatan tegakan, kesuburan tanah dan sifat pertumbuhan dari pohon. Tepatnya beberapa saat setelah tajuk saling bersinggungan.
f) Pengendalian api dan kebakaran. Pinus merkusii sangat peka terhadap api. Sekali terjadi kebakaran, tanaman muda akan musnah. Hal ini disebabkan pada batang jenis tanaman ini banyak mengandung getah (damar). Tindakan pencegahan secara dini dapat dilakukan antara lain : 1) Membuat jalur sekat, jalur hijau secara jelas dan tegas, 2) Pembentukan satuan tugas pengendali kebakaran dan mengaktifkan ronda api, 3) Pembuatan sistem komunikasi yang menjangkau seluruh areal dan sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar