Senin, 14 November 2016

Cara Melestarikan MANGROVE 



Hutan mangrove yang dimiliki oleh Indonesia saat ini berkisar 4,3 Juta hektar. Di mata Dunia, negara Indonesia menyumbang 19% hutan Mangrove. Hutan mangrove banyak dijumpai di daerah pantai maupun terestial (daratan). Hutan magrove merupakan tanaman yang hidup di air payau, air asin (laut), serta daerah daratan (terestial).
Jenis pohon magrove banyak ragamnya, sesuai daerah endemik masing-masing wilayah seperti dikenal adanya mangrove bogem, Rhizopora (bakau-bakau), berembang, api-api, pidada, dan lainnya. Banyak sekali manfaat hutan magrove bagi kehidupan seperti buahnya dapat dijadikan minuman segar (jus) buah pidada yang kaya akan vitamin C, menjaga luasan tanah agar tidak dibuka lahan baru, sebagai penahan racun dan logam berat di daerah lautan, menjaga abrasi air laut dan tsunami, sebagai plasma nutfah, sebagai tempat budidaya kepiting dengan proses pertambakan, memberi pendapatan tambahan masyarakat sekitar daerah pesisir pantai, serta menjaga keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati lainnya.
Menurut Devi Suraji selaku Direktur WWF (Organisasi konservasi independen terbesar di Indonesia dan telah memulai kegiatannya sejak 1962) di Indonesia melalui saluran Radio Talk Elshinta Jakarta pada Senin (23/3/2015), mengatakan bahwa upaya melestarikan hutan mangrove sangat penting dengan melibatkan rakyat, pemerintah, individu itu sendiri, serta korporasi lainnya. Agar tanaman mangrove tidak rusak cara mencegahnya yaitu mengikutsertakan masyarakat dan memberikan bimbingan dan bekal ilmu kepada mereka, mensinergikan antara tanaman mangrove dengan tambak, menjadikan mangrove sebagai sumber kehidupan masyarakat, serta bagaimana masyarakat itu sendiri dapat menanamkan rasa peduli, rasa memiliki terhadap pentingnya tanaman magrove sehingga kelestariannya dapat diperjuangkan. Lebih lanjut menurutnya, kategori hutan mangrove saat ini banyak yang rusak (33%), serta sangat rusak (42%). Beberapa lahan mangrove yang sudah diselamatkan WWF seperti daerah di Provinsi Aceh, Kalimantan, Bekasi, Surabaya, dan Bali. Sementara itu, ancaman hutan mangrove berasal dari ulah tangan manusia itu sendiri (perambahan) dan ancaman dari alam (distraktif).
Efektivitas dan upaya melestarikan hutan mangrove di Indonesia sangat penting. Hal ini dapat dilakukan program sosialisasi kepada pemerintah, masyarakat, mahasiswa, pelajar, dan stake holder terkait lainnya. WWF sendiri sudah bekerjasama dengan BCA sebagai mitra dalam upaya pelestarian mangrove agar tetap lestari. Seperti, konservasi yang dilakukan WWF di pantai Indah Kapuk Jakarta dengan Dinas Pemerintahan DKI Jakarta yaitu agar daerah konservasi mangrove di pantai tersebut nantinya tidak dialihfungsikan sebagai lahan baru (perumahan, jalan tol, dan sebagainya). Pantai tersebut justru akan mampu menjadi tempat pendidikan (edukasi), penelitian, bahkan pengembangan hutan mangrove yang berkelanjutan.
Proyeksi dari keberadaan hutan mangrove di Indonesia diantaranya jumlahnya semakin banyak, membuka peluang kepada koporasi untuk dapat bekerjasama termasuk melibatkan pemerintah dan masyarakat pesisir pantai untuk ikut berpartisipasi dalam menanam pohon mangrove. 


1 komentar:

  1. videoodl.cc Archives - Videosl.cc
    youtube, youtube, youtube.tv, videoodl, facebook, youtube, youtube, youtube, youtube, youtube mp4 youtube, youtube, youtube, youtube, youtube, youtube,

    BalasHapus