Senin, 14 November 2016

Cara Pengembangan dan Pelestarian Hutan Pinus

Pinus merkusii dengan nama daerah tusam banyak dijumpai tumbuh di belahan bumi bagian selatan. Pohon bertajuk lebat, berbentuk kerucut mempunyai perakaran cukup dalam dan kuat. Walaupun jenis ini dapat tumbuh pada berbagai ketinggian tempat, bahkan mendekati 0 meter di atas permukaan air laut, dengan tempat tumbuh yang terbaik pada ketinggian tempat antara 400 – 1500 m dpl, pada tipe iklim A dan B menurut Schmidt – Ferguson, pada curah hujan sekurang-kurangnya 2000 mm/tahun tanpa dengan jumlah bulan kering 0 – 3 bulan.

Jenis ini dapat tumbuh pada berbagai tipe jenis tanah dengan lapisan tanah yang tebal/dalam, pH tanah asam dan mengendaki tekstur tanah ringan sampai sedang.

Manfaat jenis pohon ini cukup banyak. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunan ringan, peti, korek api, bahan baku kertas dan vinir/kayu lapis.

Pada umur 10 tahun, pohon sudah dapat disadap getahnya. Dari getah Pinus dapat dibuat gondorukem dan terpentin. Gondorukem digunakan dalam industri batik sedang terpentin digunakan sebagai pelarut minyak cat dan lak.
a) Penyulaman dilakukan apabila dijumpai adanya kematian bibit setelah satu bulan setelah satu bulan selesai penanaman, segera dilakukan penyulaman. Penyulaman ini terus dilakukan sampai jumlah tanaman muda cukup sesuai dengan kerapatan tegakan yang dipersyaratkan. Penyulaman ini sebaiknya dilaksanakan pada pertengahan musim penghujan.
b) Penyiangan gulma dan tumbuhan lain yang mengganggu tanaman muda segera dilakukan, agar bebas dari persaingan untuk mendapatkan cahaya dan unsur hara dari dalam tanah.
c) Pendangiran hanya dilakukan bilamana kondisi tanah yang padat atau berdrainase jelek. Dengan catat mendangir di sekitar piringan dengan berjari-jari 0,5 meter. Dan dilaksanakan bersamaan waktunya dengan penyiangan.
d) Pemberantasan hama dan penyakit.Tindakan yang paling menguntungkan dari kegiatan ini adalah mencegah penularan hama dan penyakit yang menyerang tanaman muda. Cara pencegahannya antara lain dengan cara fisik atau cara kimiawi. Namun demikian harus selalu diupayakan agar nilai ambang ekonominya tidak terlalu membahayakan tanaman.
e) Penjarangan. Dimaksudkan untuk memberi ruang tumbuh yang lebih baik bagi tegakan selanjutnya, sehingga mutu tegakan dan volume tegakan menjadi meningkat. Pohon yang tertekan terserang hama dan penyakit, batang pokok bengkok, menggarpu, dibuang dalam penjarangan. Saat penjarangan tegakan tergantung pada kerapatan tegakan, kesuburan tanah dan sifat pertumbuhan dari pohon. Tepatnya beberapa saat setelah tajuk saling bersinggungan.
f) Pengendalian api dan kebakaran. Pinus merkusii sangat peka terhadap api. Sekali terjadi kebakaran, tanaman muda akan musnah. Hal ini disebabkan pada batang jenis tanaman ini banyak mengandung getah (damar). Tindakan pencegahan secara dini dapat dilakukan antara lain : 1) Membuat jalur sekat, jalur hijau secara jelas dan tegas, 2) Pembentukan satuan tugas pengendali kebakaran dan mengaktifkan ronda api, 3) Pembuatan sistem komunikasi yang menjangkau seluruh areal dan sekitarnya.
Cara Melestarikan Hewan yang Hampir Punah


Kehadiran hewan dan tumbuhan itu sesungguhnya dapat menjaga keseimbangan alam. Satu makhluk hidup membutuhkan makhluk hidup lainnya. Manusia dan hewan bergantung pada tumbuhan secara langsung maupun tidak langsung. Demikian pula tumbuhan tumbuh makin subur jika mendapat zat hara atau pupuk alami. Zat hara ini dapat bertambah dengan adanya kotoran hewan.
Manusia sangat membutuhkan tumbuhan sebagai sebagai sumber obat-obatan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, para ahli semakin berhasil menemukan obat berbagai penyakit. Bahan pembuat obat itu banyak yang diambil dari sari tumbuhan. Alangkah menyedihkan jika suatu saat kita tidak dapat memperoleh karena tumbuhan obat yang dibutuhkan sudah punah.
Cara Agar Hewan Tetap Lestari
Karena hal-hal diatas tersebut, kita harus mencari cara agar hewan dan tumbuhan tetap lestari. Caranya antara lain sebagai berikut.
  • Melindungi Tempat Hidupnya

Pemerintah di berbagai negara telah membuat berbagai peraturan yang melindungi hewan dan tumbuhan. Bentuk perlindungan itu antara lain menjaga agar hewan dapat hidup bebas di tempat asalnya. Jadi, karena orang utan dan harimau berasal dari Tuhan, maka hewan-hewan itu harus dapat hidup di hutan dengan aman dan nyaman. Hewan dilindungi dari perburuan liar. Orang yang berburu hewan yang dilindungi dapat dikenai hukuman.
Di Indonesia, pemerintah menetapkan suatu daerah menjadi kawasan yang dilindungi berupa cagar alam dan Suaka Margasatwa. Cagar alam adalah daerah yang kelestarian tumbuhan dan hewan yang terdapat di dalamnya dilindungi oleh undang-undang dari bahaya kepunahan. Suaka margasatwa adalah cagar alam yang secara khusus digunakan untuk melindungi hewan liar di dalamnya.Contohnya adalah Cagar Alam Dieng di Jawa Tengah, Cagar Alam Pangandaran di Jawa Barat, Cagar Alam Gunung Lorentz di Papua, dan Suaka Margasatwa Danau Sentarum di Kalimantan Barat.
Selain itu, untuk melayani masyarakat umum, pemerintah membuat taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dan dimanfaatkan untuk kegiatan ilmu pengetahuan, pendidikan dan pelatihan, serta rekreasi dan pariwisata. Contohnya Taman Nasional Ujung Kulon di Banten, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat, Taman Nasional Bunaken di Sulawesi, dan Taman Nasional Kutai di Kalimantan Timur.
Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam, terutama dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan dan satwa alami atau buatan untuk tujuan ilmu pengetahuan, pendidikan dan pelatihan, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Contohnya Taman Hutan Raya Ir.H. Juanda di Jawa Barat, Taman Hutan Raya Bung Hatta di Sumatra Barat, dan Taman Hutan Raya Ngurah Rai di Bali.
Taman Wisata alam adalah hutan wisata yang memiliki keindahan alam, baik keindahan flora, fauna, maupun alam itu sendiri yang mempunyai corak khas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan kebudayaan. Contohnya Taman Wisata Alam Pangandaran di Jawa Barat. Taman Wisata Alam Pangandaran ini semula merupakan bagian dari Cagar Alam Pangandaran. Di Taman Wisata Alam Pangandaran, masyarakat umum dapat melakukan kegiata lintas alam, bersepeda, berenang, bersampan, scuba diving, snorkeeling, dan melihat peninggalan sejarah. Selain itu, ada lagi Taman Wisata Alam Pulau Weh dan Taman Wisata Alam Batam.
  • Mengembangbiakkan

Manusia turut bertanggung jawab atas punahnya hewan dan tumbuhan. Karena ulah manusia, banyak hewan mati diburu dan tumbuhan musnah dalam kebakaran hutan. Akan tetapi, manusia juga dapat menyelamatkan kelestarian hewan dan tumbuhan.
Untuk menambah jumlah hewan dan tumbuhan, manusia melakukan pengembangbiakan secara buatan. Di beberapa tempat dibuat tempat penangkaran, yaitu tempat khusus untuk untuk mengembangbiakkan hewan. Misalnya, penangkaran buaya. Jadi, manusia tetap dapat mengambil keuntungan dari hewan tanpa mengurangi jumlah hewan itu. Kulit buaya dapat dibuat tas dan sepatu. Ada pula penangkaran orang utan di Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Penangkaran orang utan bertujuan untuk memperbanyak orang utan sehingga tidak punah.
Para pecinta tumbuhan, khususnya tumbuhan langka, juga berusaha mengembangbiakkan tumbuhan. Mereka tidak jarang mengadakan berbagai pameran tumbuhan langka. Dengan pameran ini, mereka mengingatkan masyarakat umum untuk mau turut melestarikan tumbuhan.
  • Melarang Kepemilikian Satwa yang Dilindungi

Pada masa lalu, tidak sedikit orang yang memelihara hewan liar di rumahnya. Seharusnya, hewan-hewan itu dapat hidup bebas di hutan. Saat ini, masyarakat umum tidak boleh memelihara hewan yang dilindungi di rumahnya. Misalnya, orang dilarang memelihara orang utan ,simpase, atau harimau. Hewan-hewan ini terus diperjuangkan untuk dapat kembali ke tempat asalnya di hutan. Orang yang melanggar peraturan ini dapat dikenai hukuman.
Cara Melestarikan Tumbuhan yang Hampir Punah

Pelestarian tumbuhan secara garis besar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Pelestarian In Situ adalah pelestarian yang dilakukan  pada tempat asli tumbuhan tersebut  berada. Contoh pelestarian in situ adalah hutan lindung, dan taman nasional. Hutan lindung merupakan kawasan  yang melindungi tumbuhan. Adapun  taman nasional merupakan kawasan yang melindungi  hewan dan tumbuhan

2. Pelestarian ex situ adalah pelestarian yang dilakukan  di luar tempat tinggal aslinya. Hal itu dilakukan karena  tumbuhan kehilangan tempat tinggal  aslinya. Selain itu, pelestarian ex situ dilakukan sebagai  upaya rehabilitasi, perawatan hewan  maupun tumbuhan langka.

Selain pelestarian in situ dan ex situ, kitapun dapat menjaga kelestarian dengan usaha-usaha sebagai berikut :


1. Tidak menebang pohon sembarangan
2. Melakukan tebang pilih artinya menebang dengan memilih ukuran dan usia tumbuhan.
3. Penanaman kembali tanaman yang telah dimanfaatkan atau peremajaan tanaman
4. Pemeliharaan tanaman dengan benar

Usaha yang dilakukan pemerintah untuk menjaga kelestarian hewan dan tumbuhan langka diantanya adalah :
1.  Cagar alam Sebagai tempat perlindungan dan pelestarian hewan, tumbuhan, tanah dan air
2.  Hutan lindung Sebgai tempat melindungi air / daerah resapan air karena di hutan dengan   
      tumbuhan yang menutupinya jika terjadi hujan maka air akan tertahan dan diserap tanah

3.   Kultur Jaringan adalah perkembangbiakan tumbuhan dengan cara  memperbanyak sel tumbuh
      ( jaringan ) menjadi tumbuhan baru.

Keberadaan tumbuhan sangat penting  bagi manusia untuk :
1. Sumber belajar guna menambah ilmu pengetahuan berharga tentang kehidupan.
2. Dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan.
3. Menjaga  keseimbangan  lingkungan dan alam sekitar
4. untuk menyerap CO2 dan menghasilkan oxygen
5. Memberikan rasa indah  terhadap alam ini.

Cara Melestarikan MANGROVE 



Hutan mangrove yang dimiliki oleh Indonesia saat ini berkisar 4,3 Juta hektar. Di mata Dunia, negara Indonesia menyumbang 19% hutan Mangrove. Hutan mangrove banyak dijumpai di daerah pantai maupun terestial (daratan). Hutan magrove merupakan tanaman yang hidup di air payau, air asin (laut), serta daerah daratan (terestial).
Jenis pohon magrove banyak ragamnya, sesuai daerah endemik masing-masing wilayah seperti dikenal adanya mangrove bogem, Rhizopora (bakau-bakau), berembang, api-api, pidada, dan lainnya. Banyak sekali manfaat hutan magrove bagi kehidupan seperti buahnya dapat dijadikan minuman segar (jus) buah pidada yang kaya akan vitamin C, menjaga luasan tanah agar tidak dibuka lahan baru, sebagai penahan racun dan logam berat di daerah lautan, menjaga abrasi air laut dan tsunami, sebagai plasma nutfah, sebagai tempat budidaya kepiting dengan proses pertambakan, memberi pendapatan tambahan masyarakat sekitar daerah pesisir pantai, serta menjaga keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati lainnya.
Menurut Devi Suraji selaku Direktur WWF (Organisasi konservasi independen terbesar di Indonesia dan telah memulai kegiatannya sejak 1962) di Indonesia melalui saluran Radio Talk Elshinta Jakarta pada Senin (23/3/2015), mengatakan bahwa upaya melestarikan hutan mangrove sangat penting dengan melibatkan rakyat, pemerintah, individu itu sendiri, serta korporasi lainnya. Agar tanaman mangrove tidak rusak cara mencegahnya yaitu mengikutsertakan masyarakat dan memberikan bimbingan dan bekal ilmu kepada mereka, mensinergikan antara tanaman mangrove dengan tambak, menjadikan mangrove sebagai sumber kehidupan masyarakat, serta bagaimana masyarakat itu sendiri dapat menanamkan rasa peduli, rasa memiliki terhadap pentingnya tanaman magrove sehingga kelestariannya dapat diperjuangkan. Lebih lanjut menurutnya, kategori hutan mangrove saat ini banyak yang rusak (33%), serta sangat rusak (42%). Beberapa lahan mangrove yang sudah diselamatkan WWF seperti daerah di Provinsi Aceh, Kalimantan, Bekasi, Surabaya, dan Bali. Sementara itu, ancaman hutan mangrove berasal dari ulah tangan manusia itu sendiri (perambahan) dan ancaman dari alam (distraktif).
Efektivitas dan upaya melestarikan hutan mangrove di Indonesia sangat penting. Hal ini dapat dilakukan program sosialisasi kepada pemerintah, masyarakat, mahasiswa, pelajar, dan stake holder terkait lainnya. WWF sendiri sudah bekerjasama dengan BCA sebagai mitra dalam upaya pelestarian mangrove agar tetap lestari. Seperti, konservasi yang dilakukan WWF di pantai Indah Kapuk Jakarta dengan Dinas Pemerintahan DKI Jakarta yaitu agar daerah konservasi mangrove di pantai tersebut nantinya tidak dialihfungsikan sebagai lahan baru (perumahan, jalan tol, dan sebagainya). Pantai tersebut justru akan mampu menjadi tempat pendidikan (edukasi), penelitian, bahkan pengembangan hutan mangrove yang berkelanjutan.
Proyeksi dari keberadaan hutan mangrove di Indonesia diantaranya jumlahnya semakin banyak, membuka peluang kepada koporasi untuk dapat bekerjasama termasuk melibatkan pemerintah dan masyarakat pesisir pantai untuk ikut berpartisipasi dalam menanam pohon mangrove. 


Cara Pelestarian Tanah Agar Tetap Subur

Kesuburan tanah dapat berkurang dan hilang akibat pengolahan tanah yang kurang hati-hati terutama pada lahan miring. Oleh karena tanah sangat penting untuk dijaga kesuburannya, berikut cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesuburan tanah.
  1. Menggunakan pupuk kimia secara bijaksana. Pupuk memang bertujuan untuk menambah unsur hara dalam tanah. Akan tetapi jika penggunaannya berlebihan, justru akan menimbulkan pencemaran pada tanah dan air oleh zat kimia. Penggunaan pupuk organik seperti pupuk kompos dan pupuk kandang lebih aman karena risiko pencemarannya jauh lebih sedikit (bisa dikatakan sangat aman).
  2. Membuat sengkedan/terasering pada tanah miring. Tujuannya untuk mencegah erosi. Apabila tanah sangat miring, harus ditambahkan penguat seperti tumpukan batu atau pohon besar. Daerah yang tanahnya tidak subur sebaiknya ditanami kacang-kacangan untuk menambah unsur nitrogen dalam tanah.Terasering
  3. Mengusahakan agar permukaan tanah selalu tertutup oleh tanaman untuk mengurangi kerusakan tanah akibat sinar matahari, longsor, dan banjir.
  4. Penghijauan pada tanah-tanah yang tidak diolah agar tanah tidak menjadi gersang.
  5. Penertiban pembuangan sampah secara sembarangan, karena dapat mencemari tanah, air, dan udara. Sampah-sampah yang dapat didaur ulang harus didaur ulang. pencemaran oleh sampah
  6. Penertiban pembuangan limbah industri yang mengandung logam berat, bahan-bahan yang sulit hancur, atau zat-zat yang termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Selain cara-cara di atas, dikenal pula metode pengawetan tanah untuk mempertahankan kesuburan tanah. Pengawetan tanah secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dengan metode vegetatif dan metode mekanik. Untuk setiap daerah berbeda dalam menerapkan kedua metode tersebut. Kadang kedua metode diterapkan secara berimbang di suatu daerah. Tetapi, di daerah lain mungkin salah satu metode lebih diutamakan. Metode vegetatif sangat efektif dalam pengendalian erosi tanah. Sebagai contoh, padang rumput alami dan vegetasi hutan membatasi atau mengendalikan erosi tanah pada tingkat normal. Metode vegetatif dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
  1. Penanaman tanaman secara berjalur tegak lurus terhadap arah aliran (strip cropping).
  2. Penanaman tanaman secara berjalur sejajar garis kontur (contour strip cropping). Cara penanaman ini bertujuan untuk mengurangi atau menahan kecepatan aliran air dan menahan partikel-partikel tanah yang terangkut aliran air.
  3. Penutupan lahan yang memiliki lereng curam dengan tanaman keras (buffering).
  4. Penanaman tanaman secara permanen untuk melindungi tanah dari tiupan angin(wind breaks).
Beberapa metode mekanik yang umum dilakukan sebagai berikut.
  1. Pengolahan lahan sejajar garis kontur (contour tillage). Pengolahan lahan dengan cara ini bertujuan untuk membuat pola rongga-rongga tanah sejajar kontur dan membentuk igirigir kecil yang dapat memperlambat aliran air dan memperbesar infiltrasi air.
  2. Penterasan lahan miring (terracering). Penterasan bertujuan untuk mengurangi panjang lereng dan memperkecil kemiringan lereng sehingga dapat memperlambat aliran air.
  3. Pembuatan pematang (guludan) dan saluran air sejajar garis kontur. Pembuatan pematang bertujuan untuk menahan aliran air.
  4. Pembuatan cekdam. Pembuatan cekdam bertujuan untuk membendung aliran air yang melewati parit-parit sehingga material tanah hasil erosi yang terangkut aliran tertahan dan terendapkan. Adanya cekdam maka parit-parit erosi lama-kelamaan mengalami pendangkalan, erosi tanah dapat dikendalikan, lapisan tanah menebal, dan produktivitas tanah meningkat.
Metode mekanik yang digabung dengan metode vegetatif akan lebih efektif untuk mengendalikan erosi tanah.
Cara Menjaga Kebersihan Udara DiSekitar Kita 

Kita dapat melakukan beberapa cara, sebagai berikut :

1. melakukan penanaman kembali
2. buat taman kota
3. membuat area tersendiri untuk para perokok
4. gunakan kendaraan umum, kalau pribadi ya sepeda
5. tebang piling
6. tidak membabat hutan secara keseluruhan
7. jaga kebersihan lingkungan
8. selalu mematuhi larangan untuk tidak membuang sampah sembarangan
9. pabrik tidak seharusnya ada di kota karena asapnya membuat lapisan ozon menipis
10. selalu menggunakan bahan bakar sekucupnya
Cara Pelestarian Lahan Potensial

Sampai saat ini, belum seluruh lahan di permukaan bumi dimanfaatkan seara optimal oleh manusia. Hal ini disebabkan adanya beberapa kendala (hambatan), misalnya gurun pasir dengan amplitudo suhu (perbedaan suhu) yang tinggi, lereng terjal, daerah yang sangat tinggi atau daerah yang tertutup salju. Selama ini manusia hanya memanfaatkan lahan yang memungkinkan untuk hidup sesuai dengan tingkat kebudayaannya.  
1.Pemanfaatan Lahan Potensial di Daerah Pantai
Anda telah mengetahui ciri-ciri lahan potensial di daerah pantai, bagaimana dengan pemanfaatannya?
Lahan potensial di daerah pantai ternyata memiliki arti ekonomi yang cukup tinggi. Pemanfaatan lahan potensial di daerah pantai antara lain:
a.
Untuk Usaha Tambak Udang dan Bandeng
Pasti Anda pernah memakan udang atau bandeng. Tahukah Anda, di mana tempat memelihara udang atau bandeng? Tempat memelihara udang atau bandeng di sebut tambak. Anda dapat menjumpainya di daerah pantai. Lalu bagaimana dengan pemeliharaannya? Apakah kendalanya?
Kendala (hambatan) yang dihadapi adalah adanya pasang surut yang perbedaannya cukup besar. Cara mengatasinya dengan membuat sistem saluran yang dilengkapi dengan pintu air, untuk mengatur pergantian air agar pH (tingakat keasaman) nya tetap.


  
b.
Untuk Usaha Pembuatan Garam
Apakah Anda pernah melihat bagaimana cara membuat garam? Dan apa kendalanya? Kendala utama yang dihadapi dalam usaha ini adalah cuaca (curah hujan) yang tidak teratur.
c.
Untuk Wisata Bahari (Wisata Laut)
Daerah pantai merupakan salah satu tujuan wisata pada saat liburan. Pernahkan Anda berwisata ke pantai? Kendala yang dihadapi daerah pantai yang dijadikan tempat wisata antara lain kurangnya sarana transportasi, penerangan (listrik), adat istiadat masyarakat, dan keamanan.



2.
Pemanfaatan Lahan Potensial di Daerah Dataran Rendah
Lahan potensial pada kawasan dataran rendah dimanfaatkan untuk pertanian. Di sini juga ada kendala yang dihadapi seperti pada daerah pantai. Kendala yang dihadapi terutama terjadinya genangan air yang cukup lama setelah banjir, sehingga dapat mengurangi bahkan menggagalkan hasil pertanian (panen).
3.
Pemanfaatan Lahan Potensial di Kawasan Pegunungan/Perbukitan
Lahan potensial di kawasan pegunungan, umumnya dimanfaatkan untuk perkebunan, perhutanan, dan wisata pegunungan. Kendalanya antara lain, terjadinya tanah longsor, erosi, dan soil creep (tanah merayap). Hal ini disebabkan lahan potensial di kawasan pegunungan memiliki kemiringan yang relatif besar dibandingkan dengan lahan potensial di pantai maupun di dataran rendah.

         Lengkapi tabel di bawah ini dengan tanda cek ()


Pemanfaatan lahan potensial di pantai, di dataran rendah, dan di pegunungan berbeda yaitu:
• di pantai dimanfaatkan untuk: tambak udang/bandeng, pembuatan garam, dan wisata bahari (laut),
• di dataran rendah dimanfaatkan untuk: pertanian,
• di pegunungan dimanfaatkan untuk: perkebunan, perhutanan, dan wisata pegunungan.

Silahkan cocokkan jawaban latihan Anda dengan uraian di atas. Apakah jawaban Anda sudah benar?
Setelah Anda memahami pemanfaatan lahan potensial dan menjawab latihannya. Silahkan pelajari uraian materi selanjutnya.
CARA PELESTARIAN LAHAN POTENSIAL
Anda telah mengetahui pemanfaatan lahan potensial dan kendalanya. Agar lahan potensial dapat memberikan daya dukung terhadap kehidupan manusia dalam waktu yang relatif lama, maka harus dilakukan upaya pelestarian. Usaha pelestarian lahan ini berkaitan erat dengan usaha pengawetan tanah atau pengontrolan erosi. Secara garis besar usaha pelestarian/pengawetan tanah dibagi menjadi dua, yaitu:
CARA PELESTARIAN LAHAN POTENSIAL
Anda telah mengetahui pemanfaatan lahan potensial dan kendalanya. Agar lahan potensial dapat memberikan daya dukung terhadap kehidupan manusia dalam waktu yang relatif lama, maka harus dilakukan upaya pelestarian. Usaha pelestarian lahan ini berkaitan erat dengan usaha pengawetan tanah atau pengontrolan erosi. Secara garis besar usaha pelestarian/pengawetan tanah dibagi menjadi dua, yaitu:

1.
Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif (tepat) dalam pengontrolan erosi. Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode vegetatif antara lain:
a.
Penghijauan, yaitu penanaman kembali lahan gundul dengan jenis tanaman tahunaan. Jenis tanamannya antara lain, akasia,angsana, flamboyan. Fungsinya untuk mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu/kotoran di udara lapisan bawah.
b.
Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras. Jenis tanamannya antara lain, pinus, jati, rasamala, dan cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil hasilnya (kayunya).
c.
Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanam tanaman searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar resapan air ke dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan dengan kemiringan 3 - 8%.
d.
Penanaman tumbuhan penutup tanah (bufering), yaitu menanam lahan dengan tumbuhan keras (pinus, jati, cemara). Fungsinya untuk menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi dan memperkaya bahan organik tanah.
e.
Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanaman berbaris tegak lurus terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerah yang hampir datar jarak tanaman diperbesar, pada kemiringan lebih dari 8% jarak tanaman dipersempit. Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan mempertahankan kesuburan tanah.
f.Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tidak berkurang.
2.
Metode Mekanik
Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui tehnik-tehnik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran air. Beberapa cara yang umum dilakukan pada metode mekanik antara lain:
a.
Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan tanah sejajar dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air dan memperbesar resapan air.
b.
Pembuatan tanggul/pematang/guludan bersaluran
Pembuatan tanggul sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampung dan meresap dalam tanah. Pada tanggulnya dapat ditanami palawija.
c.
Pembuatan teras (terrassering), yaitu membuat teras-teras (tangga-tangga) pada lahan miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng, memperbesar resapan air dan mengurangi erosi.
d.
Pembuatan saluran air (drainase)
Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek. Sehingga aliran air dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai.

Metode pengawetan tanah atau pengontrolan erosi menjadi sangat efektif apabila metode mekanik dipadukan atau dikombinasikan dengan metode vegetatif, misalnya terrassering dan bufering.
Untuk mengetahui pemahaman Anda mengenai cara pelestarian lahan potensial, cobalah Anda kerjakan latihan berikut ini.
Cara Melestarikan Gunung

Berikut cara-cara pelestarian gunung:

1. Penanaman Kembali Hutan-hutan yang Gundul 
Penanaman kembali hutan-hutan yang gundul disebut juga reboisasi. Reboisasi
dilakukan melalui gerakan menanam pohon di tanah gundul, lereng gunung,
dan di lingkungan sekitar. Pernahkah kamu mendengar hutan lindung?
Pohon-pohon di hutan lindung sengaja dilindungi oleh manusia. Hutan
lindung berfungsi sebagai pengatur air, pencegah banjir dan erosi, serta
pemelihara kesuburan tanah.Dengan reboisasi, air hujan tidak langsung
mencapai tanah. Rimbunnya daun pepohonan akan menahan air.
Ketika air mencapai tanah, air akan masuk ke dalam tanah dan diserap
oleh akar tumbuhan. Jika tidak, dapat terjadi tanah longsor.
Untuk mencegah hutan-hutan menjadi gundul, juga dilakukan gerakan tebang pilih.
Artinya, penebangan pohon dilakukan pada pohon-pohon yang telah cukup tua.
Selain itu, penebangan pohon tidak dilakukan di hutan lindung. Hutan lindung adalah
hutan-hutan yang diperuntukkan pelestarian lingkungan dan daerah
resapan air.

2. Membuat Sengkedan
Pernahkah kamu melihat sawah di daerah pegunungan? Di daerah pegunungan, biasanya,
petani membuat sengkedan. Sengkedan disebut juga terasering, yaitu
tanah bertingkat. Sengkedan dibuat di tanah-tanah yang miring,
seperti di daerah pegunungan. Sengkedan bertujuan menahan pengikisan
tanah. Sengkedan membuat gerak air yang deras menjadi berkurang. Jadi,
erosi atau pengikisan tanah tidak terjadi.

3. Menjaga Kebersihan Lingkungan

Menjaga kebersihan lingkungan bertujuan mencegah banjir. Parit yang banyak
sampah atau saluran-saluran air yang tersumbat sampah dapat menyebabkan
banjir. Oleh karena itu, kita harus membuang sampah pada tempatnya.
Jika masyarakat tidak peduli pada kebersihan, akan terjadi banjir. Banjir terjadi karena saluran air
tersumbat. Selain itu, jika tidak ada daerah resapan air juga dapat
menyebabkan banjir.
Cara Melestarikan Ekosistem Sungai

Berikut ini cara-cara pelestariannya:

1. Melestarikan Hutan di Hulu Sungai
Agar tidak menimbulkan erosi tanah di sekitar hulu sungai sebaiknya pohon-pohon atau pepohonan tidak digunduli atau ditebang atau merubahnya menjadi areal pemukiman penduduk. Dengan adanya erosi otomatis akan mambawa tanah, pasir, dan sebagainya ke aliran sungai dari hulu ke hilir yang sehingga menyebabkan pendangkalan sungai.

2. Tidak Buang Air di Sungai atau Kali
Buang air kecil dan air besar sembarangan adalah perbuatan yang salah. Kesan pertama dari tinja atau urin yang dibuang sembarangan adalah bau dan menjijikkan. Ekskresi juga merupakan salah satu medium yang paling baik untuk perkembangan bibit penyakit dari mulai penyakit ringan sampai ke penyakit yang berat dan kronis. Oleh sebab itu janganlah boker dan beser di sembarang tempat.

3. Tidak Membuang Sampah Ke Sungai
Sampah yang dibuang secara sembarangan ke kali akan menyebabkan aliran air menjadi mampet. Selain itu sampah juga menyebabkan sungai cepat dangkal dan akhirnya memicu terjadinya banjir di musim penghujan. Sampah juga membuat sungai tampak kotor, tidak terawat, terkontaminasi, dan lain sebagainya.

4. Tidak Membuang Limbah Rumah Tangga dan Industri
Tempat yang paling mudah untuk membuang limbah industri yang berupa limbah cair adalah dengan membuangnya ke sungai. Namun apakah limbah itu aman dan layak untuk dibuang ke sungai? Hal itu membutuhkan penelitian dan proses perubahan secara kimia yang tentu saja akan menambah biaya operasional perusahaan. Pemerintah melalui kementrian lingkungan hidup telah membuat tata cara serta aturan untuk pembuangan limbah yang benar-benar ketat. Limbah yang dibuang secara asal-asalan tentu saja bisa menimbulkan berbagai gangguan masyarakat mulai dari bau yang tidak sedap, pencemaran terhadap air tanah, gangguan kulit, serta masih banyak lagi gangguan kesehatan lain yang merugikan.
Cara Melestarikan Waduk

Danau (buatan/ alami) merupakan sumber air yang penting bagi penopang kehidupan makhluk hidup termasuk manusia. Danau/ waduk mempunyai fungsi dan manfaat yang beranekaragam, mulai dari Pembangkit Tenaga Listrik, wisata, irigasi, peredam fluktuasi banjir di sungai, air minum dan lain – lain. Begitu pentingnya fungsi waduk, 

Berikut ini cara pelestarian danau oleh masyarakat yaitu:
  1. Mengadakan kegiatan pengelolaan dan pengurangan sampah
  2. Tidak banyak melakukan penebangan hutan di sekitar danau karena akan mengakibatkan sedimentasi 
  3. Petani mengurangi dalam penggunaan pupuk dan obat-obatan pertanian seperti pestisida,herbisida dan fungisida
  4. Pihak industri mengadakan pengaturan dalam membuang limbah industri dengan mengurangi zat racun atau adiktif bahkan menghilangkannya sama sekali karena dapat merusak ekosistem berupa hewan dan tumbuhan yang hidup di danau
  5. Tidak banyak mendirikan pabrik atau industri yang pembuangan limbahnya dekat dengan danau atau sumber perairan lainnya karena dapat menjadi penyebab pemanasan global
  6. Limbah dari rumah tangga berupa sisa cucian agar tidak dialirkan ke danau,kalaupun harus,gunakan sabun atau deterjen yang ramah lingkungan yakni yang terbuat dari bahan-bahan alami
  7. Masyarakat mengurangi membuang obat-obatan kimiawi karena senyawa kimia yang terkandung di dalamnya berpotensi dalam mengontaminasi air danau
  8. Mengadakan pemisahan sampah organik dan non-organik di tempat pembuangan akhir agar tidak menimbulkan senyawa kimia oleh bakterial yang dapat merusak ekologi air danau.
  9. Menggalang kegiatan pengelolaan limbah rumah tangga dengan mengalirkan saluran pembuangan limbah ke tempat yang jauh dari sumber air danau
  10. Mengadakan kebersihan sanitasi di lingkungan pemukiman penduduk dan sekitarnya untuk mengurangi pencemaran dan penyebaran kuman penyakit
  11. Mengurang kegiatan budidaya di sekitar danau yang dapat mengaalihfungsikan danau . Contoh seperti jenis jenis air danau digunakan sebagai sumber energi listrik
  12. Melakukan pengendalian terhadap pertumbuhan gulma air di sekitar danau yang berlebihan karena dapat mempengaruhi air danau baik secara kualitas dan kuantitas. Jenis pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan mekanik dan biologis yang tentunya ramah lingkungan alias tidak menimbulkan pencemaran air
  13. Mengadakan konservasi lahan akibat erosi dan sedimentasi yang terjadi di sekitar danau. Karena hal tersebut dapat menyebabkan danau menjadi dangkal dan danau mudah meluap tiap pertambahan volume air saat turun hujan. Para petani dapat memanfaatkan lahan di sekitar dengan menanam tanaman keras berupa palawija sehingga mengurangi adanya erosi,pengendapan lumpur pada danau
  14. Bila danau memiliki sumber daya alam yang dimanfaatkan seperti menjadikan danau sumber irigasi oleh para petani hendaknya memperhatikan teknologi yang digunakan agar tidak menganggu keseimbangan ekosistem air danau
Cara Menjaga Kelestarian Terumbu Karang



Cara Pertama adalah menjaga kebersihan pesisir pantai, tidak membuang sampah di sungai, tidak mencari ikan dengan cara pemboman, jangan mengambil karang untuk ditanam sebagai penyerap air di daratan, mengenalkan karang pada anak-anak dan sosialisasi fungsinya pada orang dewasa.


Cara kedua yakni tidak membuang sampah ke sungai, karena jika hal tersebut selalu dilakukan maka tidak ada yang akan sampai ke laut.


Cara ketiga yaitu dengan tidak melakukan penangkapan ikan lewat pemboman, karena itu sudah pasti akan merusak terumbu karang. Sebab, sebab tidak hanya ikan yang mati tapi terumbu karang hancur.


Cara keempat  adalah dengan tidak mengambil karang di laut untuk dibawa dan ditanam ke daratan sebagai penyerap air di tanah, karena akan merusak karang dan menyebabkan siklus hidupnya hancur sama sekali, akibatnya yang rugi adalah manusia juga.

Cara kelima adalah dengan sosialiasi secara terus menerus kepada orang dewasa dengan fungsi karang bagi manusia, terutama masyarakat pesisir, sebab di situ menjadi tempat hidup dan berkembangnya jutaan spesies ikan, yang akan membawa keuntungan bagi manusia.
Cara Budidaya Jamur Tiram


Bibit yang baik untuk di tanam adalah F3. Bibit ini bisa di produksi atau di dapatkan lewat petani jamur yang sudah biasa dalam membuat bibit jamur. Alat serta bahan yang steril di perlukan untuk membuat bibit sendiri karena proses ini sangat sensitive akan kontaminasi. laminar flow atau transfer box bisa di gunakan untuk Sterilisasi pembuatan Bibit Jamur Tiram.

Alat Dan Bahan

Bahan yang diperlukan untuk budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut :
  • Kompor minyak tanah
  • Drum mempunyai ukuran diamater 80 cm, dengan tinggi 96 cm
  • Rak, diperlukan ukuran luas 3m²
  • pH meter
  • Thermometer
  • Sprayer / penyemprot, menggunakan pipa paralon berukuran 2 inci berjumlah 300 buah
  • Cincin
  • Lampu spirtus, dengan ukuran 30 liter
  • Wadah Baskom Bahan plastic
  • Sekpo
  • Serbuk kayu albasia dengan berat 10,5 kg
  • Dedak halus sekitar 21 kg
  • Tepung jagung dengan berat 0,6 kg
  • TSP murni 1 kg
  • Kapur 3 pcs
  • Bibit jamur F3 dengan banyaknya 3 buah
  • Alcohol 95% berjumlah 1 liter
  • Kantung plastic transparan (20x35x0,5) cm jumlah 300 buah
  • Kertas roti 10 x 10 dengan banyaknya 300 buah
  • Karet gelang tahan panas sebanyak 600 buah
  • Air sumur 30 liter

Pembuatan Jamur Tiram

Untuk cara pembuatan jamur tiram bisa lihat sebagai berikut:
  1. Hal yang pertama untuk di lakukan adalah memilih serbuk jamur lalu di bersihkan. Pada bagian yang besar dan juga tajam di singkirkan karena akan menyebabkan rusak pada plastic substrat
  2. bahan yang di perluka untuk bisa menghasilkan 100 log sebagai berikut :
  • Ampas tebu dan serbuk gergaji 10,5 kg
  • Tepung jagung 0,6 kg
  • Dedak halus 21 kg
  • TSP 1 kg
  • Kapur 3 buah
  • Beri air secukupnya, dengan kandungan air 60% dan pHmedia diukur.
Cara membuatnya adalah dengan mencampur semua bahan di atas sesuai dengan komposis dan taakaran di dalam wadah baskom plastic/ jolang aduk bahan yang sudah di campur tersebut secara merat. Perhatikan jangan samapa muncul gumpalan.
  1. Bahan yang sudah di campurkan pada no 2 di atas lalu masukan ke dalam Palstik dengan ukuran 20 x 35 cm dan dengan ketebalan sekitar 0,5. Bahan tersebut harus dipadatkan supaya log akan terbentuk dengan baik. Perlu di perhatikan, pada ujung plastic di bagian bawah di tusukan dengan jari agar masak. Ini di lakukan agar bahan yang telah di padatkan tersebut bisa duduk tegak/ tidak miring. Pengisian lebih baik jangan terlalu penuh, sisakan skitar 15 Cm aga lebih mudah ketika di ikat.
  2. Berat log yang baik adalah 1,2 Kg, maka log harus di timbang
  3. Sisa pada ujung plastik ke dalam lngkaran cincin dilipat keluar, kemudian diikat pada bagian mulut plastic menggunakan karet tahan panas.
  4. Tutup mulut log tersebut menggunakan kapas lalu tutup kembali menggunakan bahan kertas, kemudian diikat kembali dengan karet.
  5. Kukus log tersbut dengan waktu selama 12 jam.
  6. Jangka waktu pengukusan dihitung ketika air di dalam drum mendidih.
  7. Jika pengukusan telah selesai, Log kemudian di angkat dari drum. selanjutnya, diamkan selama 8 jam di dalam ruangan tertutup. Maka selanjutnya, bisa lakukan dengan penanaman bibit.
  8. Cara penanaman bibit:
  • Penanaman bibit harus di lakukan pada tempat/ruangan yang tertutup
  • Semprot isi ruangan secara merata menggunakan alcohol 95%
  • Pakailah sarung sarung tangan dalam menyemprotkan ruangan
  • Agar lebih mudah dalam penanaman bibit, Log yang akan diinokulasi di letakan di depan dekat tangan kiri.
  • Buka karet pada log, kertas penutup, dan juga kapas penutup Log.
  • Berikan 3 sendok makan bibit kedalam setiap satu log media.
  • Pada setiap gerakan sendok yang digunakan, dipanaskan menggunakan api dari lampu spirtus.
  • Log yang sudah di berikan bibit tersebut ditutup kembali menggunakan kapas.
  • Penanaman bibit ini di perlukan kecepatan, namun harus teliti.
  1. Log yang sudah di Tanami dengan bibit letakan pada Rak.
  2. Diamkan saja sampai seluruh Log tersebut tumbuh dengan sendirinya miselium jamur.
  3. Jika seluruh log media ditumbuhi miselium, tutup kapas dan cincin di bagian atas log tersebut dibuka.
  4. Agar kelembaban terjaga, semprotkan dengan mnggunakan sprayer pada setiap Log.
  5. Nah, bisa di lihat jika jamur tumbuh dengan mekar dan lebar, berarti sudah siap di panen.

Sabtu, 12 November 2016

Cara Pelestarian Minyak Bumi


Menghemat pemakaiannya,
Menciptakan Bahan bakar sehingga minya bumi dan cepat habis,
Memakai Gas Bio karna selain dapat menghemat minyak bumi juga dapat melestarikan lingkungan

Menjaga dan Melestarikan Sumber Daya Alam



Seiring berjalannya waktu, jumlah penduduk semakin bertambah. Jumlah penduduk yang semakin banyak itu mengakibatkan kebutuhan hidup manusia bertambah besar. Misalnya, kebutuhan makan, pakaian, perumahan, dan kendaraan. Usaha pemenuhan kebutuhan manusia menuntut perkembangan teknologi yang semakin maju. Teknologi pun menjadi maju karena manusia mengembangkan ilmu pengetahuan.
Jika tidak dikendalikan penggunaannya maka sumber daya alam akan habis nantinya. Oleh karena itu perlu ada tindakan pelestarian sumber daya alam, adapun usaha-usaha untuk melestarikan alam diantaranya sebagai berikut:
                     1.         Penanaman kembali hutan-hutan yang gundul
                     2.         Menjaga kebersihan lingkungan
                     3.         Membuat terasering pada pertanian di pegunungan.
                     4.         Membatasi pengambilan sumber daya alam yang berlebihan.
Ada beberapa pengelompokan sumber daya alam yang bertujuan untuk memudahkan kita dalam mengingatnya diantaranya adalah sumber daya alam berdasarkan jenisnya, sumber daya alam berdasarkan perubahannya, sumberdaya alam berdasarkan kegunaannya.
Cara Merawat Tanaman Rumah

Tanaman hias dalam pot adalah pilihan yang tepat bagi Anda yang memiliki luas taman terbatas. Rumah Anda akan makin sempurna dengan kehadiran tanaman tersebut. Hanya saja, merawat bunga dalam pot tidak sebagaimana merawat tanaman di alam terbuka. Sebab dari segi media, ruang yang disediakan untuk tanaman hanya sebatas pada ukuran pot saja. Bagi Anda pecinta tanaman hias dalam pot, berikut ini kami berikan tips perawatannya:
  • Pertama, media tanam. Hindari menggunakan media tanam hanya berupa tanah saja.  Namun gunakan media tanam campuran sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Sebelum media tanam dimasukkan ke dalam pot, lapisi bagian bawahnya dengan menggunakan styrofoam. Styrofoam berfungsi mengalirkan air sehingga mencegah air tergenang. Jika air tergenang, maka tanah menjadi padat.. Hal ini akan menyebabkan warna daun menjadi kuning, layu, atau bentuknya keriting.  Selain styrofoam, Anda bisa menggantikannya dengan sabut kelapa.
  • Kedua, cahaya matahari. Perhatikan jenis tanaman hias yang Anda tanam dalam pot. Apakah termasuk yang membutuhkan cahaya matahari langsung ataukah harus ditempatkan di lokasi yang teduh. Jika jenis tanaman hias tersebut membutuhkan cahaya matahari langsung, maka Anda harus rajin menaruhnya di tempat yang terkena cahaya matahari langsung. Sebaliknya jenis tanaman teduh, sekali waktu Anda perlu menaruhnya di luar agar mendapatkan cahaya matahari langsung. Yakni minimal sekali dalam lima hari. Khusus untuk tanaman buah dalam pot serta tanaman berbunga, Anda harus memastikan tanaman tersebut terkena cahaya matahari. Sebab bila pasokan cahaya matahari kurang, maka tanaman tadi tidak akan berbunga dan sulit berbuah.
  • Ketiga, ukuran pot. Seiring dengan pertumbuhannya, tanaman hias dalam pot juga akan terus membesar. Jika ukurannya semakin besar, maka Anda perlu memindahkannya ke dalam pot yang ukurannya lebih besar. Namun untuk tanaman bonsai, Anda tidak perlu mengganti media tanam maupu potnya. Anda cukup menghambat pertumbuhannya dengan rajin memotong batangnya. Dengan cara ini, tanaman akan tetap berukuran kerdil.
  • Keempat, membersihkan daun. Setiap dua minggu sekali Anda harus meluangkan waktu untuk membersihkan setiap helai daun tanaman hias tersebut. Bila Anda rutin melakukannya, maka setiap helai daun tersebut akan nampak mengkilat, bersih, dan juga sehat. Pembersihan permukaan daun akan membantu kelancaran proses fotosintesis karena pori-pori daun lebih bersih. Proses pembersihan daun bisa menggunakan cairan khusus (semir daun). Namun jika Anda kesulitan mendapatkannya, Anda bisa menggunakan susu cair. Basahi permukaan lap dengan susu cair. Lalu gosok dengan lembut setiap helai daun dengan menggunakan lap tersebut.
  • Kelima, pemupukan. Untuk tanaman hias berbunga, Anda harus memberinya pupuk NPK setiap bulan sekali.
  • Keenam, hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit bisa ditanggulangi dengan penyemprotan insektisida.
Cara Melestarikan flora dan Fauna
Ada berbagai cara melestarikan flora dan fauna. Berikut adalah penjelasannya :
1. Membangun tempat perlindungan

Ada beberapa jenis flora dan fauna yang sudah rentan punah karenanya perlu dibangun tempat khusus untuk melindungi mereka dari para manusia yang serakah yang terkadang menjadi dampak akibat kerusakan hutan yang membuat flora dan fauna mulai punah. Pembangunan suaka alam untuk melindungi tumbuhan dan suaka margasatwa untuk melindungi tumbuhan. Seperti balai suaka margasatwa ujung kulon yang merupakan tempat khusus untuk melindungi kawanan badak bercula satu yang sudah sangat sedikit jumlahnya.
2. Membangun tempat rehabilitasi

Pembangunan tempat rehabilitasi ini perlu dilakukan untuk tetap mempertahankan kehidupan flora dan fauna. Seperti pusat rehabilitasi yang memiliki fungsi lingkungan hidup bagi flora dan fauna seperti orang utan di tanjung putting Kalimantan, hutan wanariset samboja, kutai Kalimantan dan pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi. Tempat tersebut dapat dikunjungi oleh masyarakat luas yang ingin berkontribusi dalam mengembangkan perkembangan flora dan fauna.
3. Menerapkan program pembangunan berkelanjutan
Semakin modernnya zaman dimana sudah ada berbagai program pembangunan proyek gedung pencakar langit dan bangunan permanen lainnya yang seringkali pembangunan tersebut tidak memperhatikan aspek lingkungan dan ruang publik untuk kehidupan. Bukan hanya flora dan fauna saja yang terancam namun bencana alam juga mengancam jika keseimbangan alam berubah. Jadi pemerintah saat ini sangat perlu membuat sebuah undang-undang untuk mengatur pembangunan yang berkelanjutan yang memperhatikan aspek lingkungan dan ramah lingkungan. Misalnya saja untuk pembangunan gedung paling tidak harus ada lahan hijau di daerah tersebut. Pemerintah juga harus memberikan hukuman bagi mereka yang melanggar peraturan dengan tindakan yang tegas tanpa pandang bulu.
4. Menetapkan status flora dan fauna
Perlu dilakukan penetapan status pada flora dan fauna terutama yang terancam punah supaya tidak terjadi pemburuan terhadap mereka. Seperti status dilindungi yang diberikan kepada satwa komodo, biawak, landak semut di papua, kanguru pohon, anoa, menjangan, banteng, badak, dahan kuwuk, bajing terbang, trenggiling, kasuari, merak, cendrawasih, harimau sumatera, elang jawa, bajing tanah, macan kumbang, siamang, ikan pesut, ikan hiu, ikan pari, kura-kura atau bulus, gajah, tapir, kelinci liar, kambing hutan, ayam hutan, sing puar, owa, sarudung, bekantan, orang utan, beruang madu, burung beo, landak. Pemerintah juga harus membuat undang-undang tegas dengan melakukan tindakan jika ada yang berusaha menyelundupkan atau memburu flora dan fauna yang sudah diberi status dilindungi.
5. Melakukan usaha pelestarian hutan
Hal ini sangat perlu dilakukan seperti dengan menindak tegas para pencuri kayu atau illegal logging, memperbaiki kondisi hutan, melakukan reboisasi dan melakukan tebang pilih supaya hutan tetap terjaga kehidupannya dan makhluk yang ada di dalamnya agar terhindar juga dari erosi tanah yang menjadi penyebab flora dan fauna mulai punah jugaa.
6. Melakukan usaha pelestarian biota perairan
Biota perairan baik di perairan tawar maupun perairan asin juga harus dilindungi dengan cara tidak melakukan pengeboman untuk menangkap ikan, mencegah perusakan habitat seperti merusak karang sebagai habitat para ikan, serta harus melindungi anak-anak ikan dari penangkapan karena anak ikan inilah yang nantinya akan menjadi ikan besar. Dan seharusnya kita mengetahui cara menjaga kelestarian air agar tidak merusak makhluk hidup yang ada di dalam air.
7. Melakukan budidaya
Jika memang bisa dilakukan, budidaya juga bisa menjadi salah satu cara upaya pelestarian flora dan fauna yang dilindungi. Misalnya saja budidaya penyu, penyu merupakan salah satu hewan yang sudah masuk dalam kategori langka sehingga dengan budidaya ini penyu dikembang biakan dengan baik dan setelah penyu mampu mandiri kemudian para penyu dilepas ke habitat aslinya. Hal ini sudah dilakukan oleh pihak pemerintah maupun swasta.
8. Melakukan penyuluhan dan pendidikan
Usaha ini dapat dilakukan di sekolah maupun di keluarga sejak dari kecil. Memberikan pemahaman bahwa flora dan fauna sangat penting bagi kehidupan akan membuat anak menjadi sadar dan tidak merusak lingkungan yang akan merubah struktur lapisan atmosfer jika melakukan kegiatan yang dapat merusak lingkungan.